Gambar: Santri Baru Lembaga Pesantren Alkhoziny Buduran Sidoarjo Assalamualaikum Wr.Wb Para pembaca yang budiman dimanapun antum berada. Yap, kali ini saya akan memaparkan sosok santri. Dan Antum bisa melihat inilah sosok santri yang sesuai dengan kata SANTRI yakni sederhana dan mudah dimengerti. Kesedernahaan dari sosok santri adalah sandal jepit dan hitamnya peci. Namun bukan hanya itu, kesederhanaan dari sosok santri pada dasarnya dilihat dari prilaku, dan tentunya hati. Sifat Tawadlu’, rendah hati adalah salah satu dari kesedehanaan santri. Sungguh kebahagiaan tersendiri menjadi santri, selalu dekat dengan rahmat Allah dan selalu dirindukan oleh Rasulullah, mengapa demikian? Santri Al-Khoziny dan santri dimanapun berada kalian adalah sosok penstabilan tatanan sosial. Santri penegak hukum Agama, dimana ada ketidak adilan dan kedholiman, disanalah santri berdiri dan memberikan solusi dengan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist Nabi. Dalam proses menegakkan hukum agama, tentunya banyak hambatan ibarat lautan banyak gelombang. Santri sudah dilatih untuk bersiap dibenci, bukan dilatih untuk siap di hormati. seperti yang telah dikatakan oleh Lora Saifi, (menantu Alm. KHR Abd Mujib, Buduran) “Santri harus siap dibenci, bukan siap dihormati”. Kalau kita cermati perkataan beliau di atas, mengandung arti yang mendalam. Santri ketika sudah terjun di masyarakat harus siap di benci. Menghapa harus siap dibenci? Siap Dibenci berarti siap menegaakan agama Allah. Jaman sekarang adalah jaman grobalisasi, akibatnya banyak anak yang tidak mau mengaji, siang malam kerjaannya nonton televisi. Ironisnya anak jaman sekarang suka meniru orang luar negeri (nasrani dan yahudi) baik cara berprilaku mau berbusana yang semakin hari semakin menggigit adat barat. Seorang anak yang tidak mengenal hukum Agama ini kelak ketika menginjak remaja tidak akan mampu membedakan antara kebenaran dan kesesatan, maka orang seperti ini akan membenci dan bahkan memusuhi santri. Seorang santri yang dominan dalam hukum Allah, akan selalu dibenci oleh orang yang mendustakan hukum Allah. Selanjutnya kata Lora Saifi, santri jangan siap dihormati. Mengapa? Pertama, ketika seseorang sudah merasa dirinya harus dihormati, pada dasarnya dia hanya takabbur (sombong), selalu merasa lebih baik dan lebih mulia dari orang lain. Sifat takabbur sangat dilarang dalam Agama Islam, dalilnya sudah jelas dan banyak kita jumpai dalam Al-Quran dan Al-Hadist. Allah Ta’ala berfirman, إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23) Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ yang artinya “Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853). Kedua, siap dihormati berarti kelak ia ingin dihormati, keingin untuk dihormti orang lain inilah awal rusaknya niat santri yang semestinya ikhlas karena Allah. Akibat ingin dihormati seorang santri akan lupa bagaimana menghormati oragn lain. Maka dari itu hormatilah setiap orang, siapapun dan dimanapun. Bebab menghormati orang lain tidak akan mengurahi kehormatan kita. Para Pembaca yang budiman, silahkan kritik dan sarannya bisa langsung ke FB penulis : Mohammed Esmahel atau bisa lewat Email : uungsmaning@gmail.com Semoga bermanfaat, sekian, Wassalam WR WB Terima Kasih Sudah mengunjungi Website Resmi LP Alkhoziny Buduran Sidoarjo Post navigation Benarkah Kita Menjadi Warga NU Hanya Sebatas Kartanu? Hormat Berbuah Ilmu Manfaat