HUKUM PEJABAT MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

Hasil keputusan Muhawarah Kubro ke 32 Lp Al Khoziny 2019

TOLERANSI ALA PEJABAT

Deskripsi Masalah 

Heboh!!! Itulah yang sering terjadi di Indonesia tercinta, negara yang memiliki banyak
pulau, daerah, dan suku, juga banyak memiliki perbedaan agama yang dianut oleh masing-masing
kelompok, perbedaan ini bukan halangan bagi warga negara untuk saling menjalin hubungan baik
dengan sesama karna bersemboyan “Bhineka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi tetap satu. Akan
tetapi dalam agama Islam, ada batasan tertentu yang mengekang pemeluknya supaya tidak terlalu
berlebihan menjalin hubungan dengan pemeluk selain Islam.

 Akhir-akhir ini beredar video pengucapan selamat hari natal yang dilontarkan oleh
pejabat negara dan tokoh masyarakat, sekilas hal itu asing bagi kalangan umum karna yang mereka
tau hal itu tidak diperbolehkan, entah alasan apa yang menjadi landasan pejabat atau tokoh

masyarakat sehingga beliau-beliau berani mengucapkan selamat hari natal.

Pertanyaan: 
a. Apakah perkataan yang dilontarkan pejabat dan tokoh masyarakat itu bisa dibenarkan?
b. Seandainya dibenarkan, lantas siapakah yang patut disalahkan kalau ada masyarakat yang
    meniru perkataan pejabat dan tokoh masyarakat tersebut?

Jawaban : 
a. Hukum mengucapkan selamat natal menurut diperinci sebagai berikut:
    1) Jika disertai kecondongan hati kepada agama mereka, maka hukumnya haram bahkan dapat
        menyebabkan kufur.
    2) Jika tidak disertai kecondongan hati, tetapi hanya ikut-ikutan saja, maka para ulama berbeda
        pendapat, ada yang menyatakan haram ada yang menyatakan boleh. Oleh karena itu,
        sebaiknya kita tidak ikut-ikutan mengucapkan selamat hari natal kepada mereka, kecuali
        dalam kondisi darurat, seperti di daerah minoritas muslim yang menuntut untuk
        menampakkan toleransi umat Islam agar mereka tidak mengganggu, maka sebaiknya
        mengiktui pendapat yang memperbolehkan untuk kebaikan muslimin. 
b. IDEM

Refrensi :